Baca Bismillah dulu ya

Baca Bismillah dulu ya

this for someone that i love most

Sunday 20 April 2008

MANFAAT DAN ADAB BERDOA


Berdoa -yang secara etimologis berarti “meminta kepada Allah”- mempunyai tujuan-tujuan yang bukan saja bersifat Ukhrawi, melainkan juga bersifat duniawi. Karena doa bukanlah untuk kepentingan Allah melainkan untuk kepentingan Manusia itu sendiri. Kalaupun kita berdoa untuk memohon segala “sesuatu yang kita butuhkan”, “yang kita inginkan” ataupun hanya untuk menenangkan diri dari segala kesusahan”, namun doa mempunyai beberapa faidah yang tak terhingga.

Manfaat Doa

Syekh Syaid Tantawi Syaikhul Azhar di Mesir merangkum manfaat doa itu dalam tiga poin.
Pertama, doa berfungsi untuk menunjukkan keagungan Allah SWT kepada hamba-hambanya yang lemah. Dengan doa seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah yang member nikmat, menerima taubat, yang memperkenankan doa-doanya. Allah SWT berfirman :
…atau siapakah yang memperkenankan (doa)orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khlaifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingat-Nya (QS. An Naml:62)
Tak ada satupun anugrah yang bias diberikan kecuali oleh Allah SWT yang Maha Pemberi, yang membuka pintu harapan bagi hamba-hambanya yang berdosa sehingga sang hamba tidak dihadapkan pada keputusasaan. Bukankah Allah SWT berjanji akan selalu mengabulkan doa hamba-hambaNya? “Berdoalah kepada-Ku niscaya akan kuperkenankan bagimu”(QS Ghafir:60).
Janji Allah untuk mengabulkan doa kita merupakan tahrid (motivasi) untuk bersegera berbuat baik, dan tarbiyah (mendidik) agar kita mengakui dan merasakan nikmat Allah sehingga jiwa kita semakin terdorong untuk selalu bersyukur. Sebab rasa syukur itu pula yang mendorongnya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Manfaat Kedua yaitu, doa mengajari kita agar merasa malu kepada Allah, sebab manakala ia tahu bahwa Allah akan mengabullkan doa-doanya, maka tentu saja ia malu untuk mengingkari nikmat-nikmat-Nya.
Bahkan manakala manusia sudah berada dalam puncak keimanan yang kuat sekalipun, maka ia akan lebih dekat lagi (taqarrub) untuk mensyukuri nikmatnya. Hal ini dicontohkan oleh nabi Sulaeman as, ketika berdoa “ Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepada ku kerajaan yang tidak dimilliki oleh seorang juapun sesudahku , sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi” (QS An Naml:35).
Maka Allahpun mengabulkannya, Nabi Sulaiman bertanya kepada semua makhluk siapa yang mampu memindahkan istana Balqis ke hadapannya. Salah satu ifrit yang tunduk atas perintah Nabi Sulaiman berkata : “ aku akan datang membawa singasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”. Ternyata benar Ifrit dari golongan jin itu datang membawa singgasana Balqis dari saba (Yaman) ke Syria tidak kurang dari kedipan mata. Menyaksikan nikmat yang ada di ‘hadapannya’ Nabi Sulaiman lantas berkata : “ Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmatnya) Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”
Manfaat yang ketiga adalah mengalihkan hiruk-pikuk kehidupan dunia ke haribaan tafakur dan kekudusan munajat ke hadirat Allah SWT, memutuskan syahwat duniawi yang fana menuju ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Wallahu Alam.

Adab Berdoa
  1. Adab-adab berdoa telah dijelaskan oleh Al –Ghazali didalam kitabnya Ihya Ulumudin. Maka apabila seseorang hendak berdoa, memohon sesuatu yang dihajatinya kepada Allah, hendaklah ia melakukan doa itu sebaik-baik dan secermat-cermatnya, dengan memelihara adab-adab doa seperti dibawah ini:
    Pada waktu yang baik dan mulia (waktu afdal), seperti hari arafah, bulan ramadhan, hari jum’at, sepertiga yang akhir dari malam dan pada waktu sahur.
  2. Dalam keadaan yang mulia, seperti kita bersujud dalam sembahyang, ketika berhadapan dengan dengan musuh dalam pertempuran, ketika hujan turun, ketika sebelum menunaikan sembahyang dan sesudahnya, ketika jiwa sudah tenang dan bersih dari segala gangguan syaitan dan ketika menghadap ka’bah.Dengan menghadap kiblat
  3. Merendahkan suara, yaitu antara terdengar dengan tiada oleh orang-orang disisi kita.
  4. Menggunakan kata-kata yang sederhana, sopan dan tepat mengenai sesuatu yang dihajati dengan doa itu. Tidak perlu dilagukan dengan irama-irama tertentu, sebagaiman yang pernah dilakukan oleh penggubah doa dalam bahasa Arab. Amat baiklah kiranya jika kita memilih lafaz-lafaz doa yang diterima Rasullulah SAW yang kandungannya sesuai dengan apa yang kita doakan pula.
  5. Berlaku khusyuk dan tunduk dengan merasakan kebesaran dan kehebatan Allah dalam jiwa kita yang halus.
  6. Mengukuhkan kepercayaan bahwa doa itu akan diperkenankan Allah dan tidak terasa gelisah jika doa tersebut tidak diperkenankan.
  7. Mengulang-ulang doa itu dua-tiga kali, yakni doa tentang sesuatu yang sangat kita utamakan memohonnya kepada Allah, akan lebih baik jika dibaca berulang-ulang hingga dua-tiga kali.
    Menyebut (memuji) Allah pada permulaannya.
  8. Bertaubat sebelum berdoa dan menghadapkan diri dengan bersungguh-sungguh kepada Allah Berkata An-Nawawi : “ selayaknya doa itu dimulai dengan kalimat tahmid (puji-pujian) dan disudahi dengan kalimat tahmid juga”
    Dikutip dari Majalah Alia original script Taufiq Munir

No comments:

tHe SmiLe oF PrUPlAnnErs GirLs

tHe SmiLe oF PrUPlAnnErs GirLs

The Power Of C Family

The Power Of C Family
English Literature...Pakuan University