MENERIMA MAAF ORANG LAIN

Apabila saudara anda berbuat buruk terhadap anda, kemudian ia meminta maaf atas kesalahannya, janganlah anda mendebatnya, sebab permintaan maaf itu selalu diterima oleh orang yang berhati mulia, bahkan menerima maaf pada kali yang pertama termasuk salah satu akhlak ahli dunia dan agama.
Selama seseorang menyandang sifat yang agung ini, ia mesti akan disukai daidalam hati orang-orang dari segala kalangan. Setiap kita pasti punya kesalahan, dan menginginkan orang memafkannya. Untuk itu terdapat satu hadits yang menyatakan “Barangsiapa memaafkan seorang muslim, Allah akan memaafkan kealfaannya”

Mereka adalah manusia dan dunia , mesti ada cacatnya
Membuat dosa dengan mata , atau mengeruhkan air minum
Suatu kesalahan jika anda menuntut seseorang
Yang sempurna di dunia , padahal anda sendiri tidak sempurna

Menerima maaf lebih ditekankan lagi terhadap seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dan mulia, yang tidak dikenal sebagai pelaku kejahatan . Maka hendaknya kita tidak memberatkannya, sebab Rasullulah telah menyuruh kita menerima maafnya melalui sabdanya : “Maafkanlah orang-orang yang memiliki kedukaan kealfaan mereka, kecuali hokum hudud (pidana)”

Permintaan maafmu sangat mudah bagi kami dan lebih utama
Kecintaanmu diterima dan disambut segenap keluarga
Seandainya sampai di telingaku sesuatu tentangmu, akan kuanggap ia
Pada sisiku musuh , dalam hati mendustakannya
Diriku bukan orang dengan bersilat lidah berani memutuskan
Hubungan teman , bila memang hati ini tidak pernah berubah.

Dan janganlah engkau mendebatnya, tapi katakan “ boleh jadi masalahnya adalah seperti yang engkau katakan, seandainya sesuatu ditakdirkan terjadi, tentu itu akan terjadi, sedangkan takdir tidak dapat dicegah dan lain sebagainya”

Alangkah indah apa yang dikatakan oleh Imam Syafii Rahimahullullah :
Terimalah uzur orang yang meminta uzur kepadamu
Meskipun ia berkata jujur ataupun duta
Telah menaatimu orang yang zahirnya menyenangkanmu
Telah memuliakanmu orang-orang yang sembunyi –sembunyi mendurhakaimu
Ia berkata pula :
Dikatakan kepadaku; Fulan telah menyakitimu
Dan seseorang jika dihinakan, sungguh memalukan
Aku katakan ia sudah mendatangiku dan meminta maaf
Denda penebus dosa bagi kami adalah meminta maaf.